Rabu, 26 Agustus 2009

LIFE IS BEAUTIFUL MY FRIENDS 7

Family Gathering, HUTRI 64
Ringkasan LIBMYF 6:
Pada tanggal 17 Agusutus 2009 , saya dan keluarga mengikuti acara “Family Gathering” …Dibuka dengan Gathering dari seorang pembicara, yang mengusung thema how to be keluarga Idola. …bahwa ibu adalah guru bangsa, terutama ibu rumah tangga, andalah guru anak-anak Indonesia yang sesungguhnya. Luar Biasa, motivasi dari pembicara ini sehingga saya dapat menangkap semangat di wajah istri saya yang begitu sumringah.Gathering yang kedua tidak kalah mengesankan . Kita diingatkan untuk rajin-rajin menyatakan Cinta kepada seluruh anggota keluarga. Beliau mengambil analogi mengasihi satu sama lain melalui salam-nya Mbah Surip: I love you Full …
Oleh karena hangatnya situasi dan begitu akrabnya komunikasi yang dibawakan dari sesi 1 dan 2, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, waktunya makan siang. Wow ini dia enjoy time yang sangat indah dan dinanti-nantikan. Terus terang perut saya sudah kasi klakson tanda waktu karena energy dikuras oleh ketawa ketiwi dari pagi.
Pengaturan makan siang ala keluarga idola ini sangat unik. Setiap keluarga mempersiapkan penganan yang telah ditunjuk oleh panitia. Ada yang bawa nasi, ikan, sayur, buah, pokoknya komplit plit, sampai sampai kita bingung untuk nyeduk yang mana saking banyaknya variasi makanan yang tersaji. Acara makan pun dimulai, dengan cara prasmanan rasanya sangat afdol. Alih-alih edukasi untuk ngantri, dan sambil ngantri dapat pula dimanfaatkan untuk ngobrol, intinya menjalin komunikasi yang lebih erat.
Satu-persatu peserta self-service mengambil makananya, lalu mengambil posisi sesuka hati, apakah bergabung dengan si A maupun si B . Ada yang makan di taman, ada yang di ruangan sambil bercanda, ada juga yang terlibat pembicaraan serius. Entah apa yang mereka perbincangkan. Tapi kalau dengan cara itu mereka akan mendapatkan enjoyment, silakan tidak ada yang larang. Bebas kok, apalagi acara ini diadakan untuk menyambut HUT kemerdekaan bangsa kita sendiri. Sambil makan, kita diiringi dengan lagu-lagu yang dibawakan Keyboardyst tunggal yang telah dipersiapkan. Wah rasanya jarang-jarang dapat keindahan sedemikian rupa, sudah diberikan makanan oleh Tuhan, diberikan pula situasi yang akrab dan gaul, diiringi dengan musik yang merdu dan ditiup oleh angin yang berhembus sepoi-sepoi. Weleh weleh, mertua lewat pun mungkin dicuekin aja ha ha ha
Setelah selesai acara makan siang yang begitu nikmat, acara kembali dilanjutkan. Kini giliran Games Outdoor. Game dimulai dengan lomba joget berpasangan suami-istri dengan menaruh balon di antara kedua wajah. Dengan bersemangat penuh, istri saya langsung mendaftarkan kami sebagai salah satu peserta. Ada dua puluh pasangan yang bertanding. Setelah mengatur posisi dan menyundul balon masing-masing antara suami dan istri, musik pun di mainkan . Bagi kami tidak ada masalah, dari awal lancar-lancar saja. Tapi ternyata tidak boleh anggap remeh pada game yang satu ini. Begitu panitia menginstruksikan, “Ayo semua goyang, yang goyang, pasangan itu kurang goyang”. Terpaksa deh badan digoyang lebih heboh lagi, semua penonton maupun peserta larut dalam situasi riuh, cekikikan dan berteriak melihat kekonyolan dan kelucuan beberapa pasangan yang balonya miring, sehingga pasangan itu pun susah untuk bergoyang, dan akhirnya balonya jatuh. Kalau sudah begitu gugurlah pasangan tersebut.
Tak disangka, setelah berusaha menahan balon yang juga sudah setengah miring, dengan gerakan setengah dipaksakan dan keringat yang mulai mengucur begitu derasnya, kami bisa bertahan hingga musik berhenti, dan didaulat sebagai juara 3. Yah lumayan.
Banyak lagi permainan yang dipertandingkan, sebut saja lomba balap karung, lomba bakiak keluarga, lomba memasukkan bendera bagi anak batita, lomba makan kerupuk.
Begitu gegap gempitanya suasana pada hari itu, sehingga tak terasa mentari sudah kasi tanda ingin bersembunyi di ufuk barat. Tinggal satu permainan lagi yang kadung mulai digelar kendati hari sudah mulai sore dan meredup. Acara ini adalah Childgalatama. Pertandingan footsal anak. Bukan permainan sepak bolanya yang ingin saya ceritakan, tetapi begini. Kebetulan anak saya sebagai salah satu pemain saat itu memakai kostum bertuliskan “Kuburan” ( Maksudnya Kuburan Band). Saya sudah larang sebenarnya dari rumah. “Nak jangan pakai kaos itu, menyeramkan!” ujar saya pada anak saya. Tapi dia tetap aja keukeuh (bersikeras) memakainya. Akhirnya saya pun tidak berkutik, dan saya coba belajar untuk menghormati hak pakai kaos anak saya.
Nah ini dia hasilnya, siapa menabur dia menuai. Benar anak saya menuai berbagai macam komentar dari orang tua maupun teman-temanya. Ada yang bilang “serem bangat ya kaosnya”, “Apa gak ada kaos lain?”,”Pak kaos anaknnya serem”. Saya acuh saja, saya biarkan anak saya untuk mempertanggung jawabkan kaos-nya itu. Begitu pertandingan selesai, ada lagi eletukan,”Kamu pakai kaos kuburan sih, makanya kamu kalah”.
“Mana ada hubunganya kuburan dengan bola, yang ada juga orang takut kuburan karena takut mati, coba nggak ada kuburan ( mungkin maksdunya kuburan pahlawan ) belum tentu merdeka ha ha ha ha” jawab anak saya menirukan gaya-nya Mbah Surip…

Salam Kaizen

Doharman Sitopu
LIBMYF & KOL Developer’s
LIBMYF – Life Is Beautiful My Friends
KOL- Kaizen Of Life
http://paradigmadoharman.blogspot.com
0812 823 2994 email: doharmanstp@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar